Kantorberita.co – Satu anggota polisi Bripka Dirgantara Pradipta dari Polresta Surakarta terluka akibat ledakan di Asrama Polisi Grogol Indah Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu, (25/9) pukul 18.20 WIB. Insiden ledakan sudah ditangani tim gabungan.
“Sedang proses pendalaman tim gabungan,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Untuk mengusut penyebab ledakan, Polri mengerahkan tim gabungan dari Polda Jawa Tengah, Polresta Solo dan dibantu Satgaswil Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror.
Kronologi sementara yang diperoleh Mabes Polri bahwa saksi di tempat kejadian sedang berada di dalam rumah tiba-tiba mendengar suara ledakan yang mengakibatkan jendela bergetar.
Kemudian saksi dan para tetangga asrama keluar langsung melihat ke depan rumah melihat korban dalam keadaan berlumuran darah, selanjutnya korban ditolong oleh warga dibawa ke RS Indriyati Solo selanjutnya dirujuk ke RS Muwardi Surakarta.
Terpisah, Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi melalui rekaman preskon yang dibagikan kepada wartawan Mabes Polri, menyebutkan ledakan terjadi di perkarangan kosong sebelah rumah anggota Brimbo. Ia memastikan, ledakan bukan berasal dari aksi teror. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Jibom, di lokasi ditemukan bubuk hitam yang diduga bahan untuk petasan.
“Artinya saya pastikan bahwa ledakan di wilayah kami di daerah Sukoharjo tidak ada unsur teror hanya kelalaian anggota yang menyebabkan bahan itu meledak,” kata Luthfi.
Di TKP petugas penjinak bom (Jibom) menemukan dua kantong plastik ukuran 1 ons, empat bungkus plastik kosong dan sisa residu, kemudian terdapat sumbu petasan.
Berdasarkan hasil pengembangan sementara bahwa paket berisi bahan petasan itu datang dari Indramayu yang dipesan tanggal 22 April 2021 oleh CV Mandiri Sujono Indramayu dikirim kepada penerima berinisial A di Klaten.
Pihak pengirim CV Mandiri Sujono telah diamankan di Polres Indramayu, begitu juga pihak penerima diamankan di Polresta Surakarta untuk mendalami kejadian ledakan.
Luthfi membenarkan, anggota yang menjadi korban ledakan tersebut pernah melakukan razia terkait paket pesanan daring bernama bubuk hitam yang diduga petasa . Oleh CV Mandiri Sujono disebut sebagai bahan untuk mengusir tikus di wilayah Klaten.
Meski ada indikasi kelalaian anggota, Luthfi menegaskan pihaknya masih melakukan pendalaman dengan memeriksa anggota yang menjadi korban ledakan.
Namun karena kondisinya sedang sakit akibat ledakan tersebut, pemeriksaan bakal dilakukan setelah pulih.
Tetapi pemeriksaan dilakukan terhadap anggota uang lainnya, dan membenarkan pernah ada operasi COD pengiriman bahan bubuk hitam untuk bahan petasan pada hari sesuai jadwal pengiriman.
“Nanti penyidikan lengkap besok akan dirilis secara intensif, baik dari inafis, labfor, kiranya masyarakat tidak usah resah tidak ada teror sama sekali,” kata Luthfi.**