Pengelola bantah keras Anggota DPRD DKI Yuke Yurike sebut ada terminal bayangan di Pondok Pinang, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Kantorberita.net– Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menertibkan terminal bayangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta, terkait kebijakan larangan mudik lebaran 2021, salah satunya menyasar ke agen bis AKAP Pondok Pinang, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurika mengatakan sebelumnya bahwa salah satu terminal bayangan itu ada di Pondok Pinang.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu mengatakan jika terminal bayangan tersebut tak ditertibkan, akan jadi percuma apa yang diinginkan pemerintah untuk menekan pemudik untuk pulang kampung.
“Sejumlah poin ihwal larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pusat akan menjadi percuma jika terminal bayangan dibiarkan bebas mengangkut penumpang ke luar kota,” kata Yuke Yurike, mengutip JPNN.
Pernyataan Yuke Yurike tersebut tentu saja membuat pihak pengelola agen bis AKAP Pondok Pinang melayangkan protes keras.
Pengelola Agen Bis Akap Pondok Pinang, Hupaima Sidabutar menyebut jika statemen anggota DPRD DKI Jakarta itu salah besar menyebut bahwa agen-agen bis AKAP yang masuk ke lokasi di Pondok Pinang disebut terminal bayangan dan harus ditertibkan keberadaannya.
“Saya membantah dan memprotes pernyataan anggota DPRD DKI Jakarta ibu Yuke Yurike yang mengatakan ini adalah terminal bayangan. Saya tegaskan disini bukan terminal bayangan. Disini namanya agen lintas ya. Agen lintas itu artinya ada penumpang yang sudah menunggu di tempat, bukan bis yang menunggu. Beda dengan terminal. Kalau terminal, bis yang nunggu penumpang.” Ujar Hupaima di Jakarta, Rabu 7 April 2021.
Hupaima melanjutkan, keberadaan agen bis AKAP Pondok Pinang ini merupakan lokasi dimana jika ada bis yang masuk, penumpang sudah bisa langsung naik dan bis langsung jalan.
“Jadi tidak ada itu yang namanya penumpukan penumpang yang katanya tempat ini bisa jadi cluster Covid-19. Disini kita menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, memakai masker, menjaga jarak. Setiap PO juga memperhatikan prokes di dalam bis mereka. Kita juga pasang spanduk di depan bahwa kawasan ini wajib memakai masker.” Imbuh Hupaima.
Selaku pengelola, Hupaima menegaskan jika pada prinsipnya seluruh agen AKAP di Pondok Pinang akan mengikuti arahan pemerintah mengenai pelarangan mudik pada tanggal 6 sampai 17 Mei mendatang.
“Kalau nanti memang pada tanggal tersebut ada pelarangan mudik, ya kita pasti mengikuti arahan itu. Karena kita bergantung dengan bis. Kalau bis tidak masuk, ya berarti tak ada operasional. Jadi kita menunggu arahan pemerintah.” Lanjut Hupaima.
Hupaima menyayangkan jika agen bis AKAP Pondok Pinang yang dikelolanya disebut terminal bayangan dan akan ditertibkan. Karena di lokasi yang merupakan tempat penampungan eks terminal Lebak Bulus itu banyak sekali orang yang menggantungkan hidupnya disini.
“Kalau ditertibkan dalam arti mau ditutup lokasi ini, anggota DPRD itu sungguh kejam ya kalau begitu. Karena disini banyak sekali orang mencari nafkah. Mulai dari sopir, kernet, tukang angkut barang, pedagang, pengamen, tukang parkir, tukang ojek dan lainnya. Mau kemana mereka mencari nafkah kalau ini ditutup.” Ucap Hupaima lagi.
“Dia kan wakil rakyat jadi harus tahu dong bagaimana Covid-19 ini membuat lapangan pekejaan jadi tidak ada dan PHK dimana-mana.” Lanjutnya.
Ditambahkan Hupaima, sebaiknya anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurika sebelum mengeluarkan statement, meninjau terlebih dahulu lokasi agen bis AKAP Pondok Pinang yang selama ini sangat dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat.
Sikap keberatan terkait statemen Yuke yang meminta ditertibkannya agen bis AKAP Pondok Pinang juga dilontarkan seluruh perusahaan Pengangkutan Oto (PO) yang ada.
“Benar yang dikatakan pak Sidabutar bahwa disini bukan terminal tapi disimi agen lintasan. Pihak pengelola juga punya izin sebagai agen lintasan. Kalau terminal kan punya pemerintah. Jadi kita menunggu realisasi pemerintah membangun terminal pengganti Lebak Bulus. Sambil menunggu makanya pengelola membuatkan tempat untuk kita melanjutkan usaha dan mencari nafkah. Kita akan pindah kalau sudah ada terminal. Waktu Lebak Bulus digusur kita ngga tahu akan kemana. Pemerintah kan berjanji mengurangi pengangguran dan kemiskinan tapi kok ini nggak dikasih penggantinya. Maka pengelola membuat ini sebagai jalur lintasan. Kalau mau ditutup harus ada realisasi terminal pengganti dong. Kita kan butuh makan.” Ujar pengurus PO Madukismo dan Sentrum.
Seorang korban dari pembokaran terminal Lebak Bulus bernama Manik juga menyayangkan jika agen bis AKAP Pondok Pinang benar-benar akan ditutup sebagaimana statemen dari anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike itu.
“Sangat naif dengan statemen anggota DPRD DKI Jakarta ibu Yuke itu yang katanya mau menutup agen bis AKAP Pondok Pinang ini. Coba dikaji ulang dan disurvei benar-benar dan jangan begitu membuat pernyataan yang membuat kami jadi resah.” Ungkap Manik.
Protes juga disampaikan perwakilan supir AKAP jika agen bis AKAP Pondok Pinang benar-benar akan ditutup.
“Saya mewakili supir AKAP keberatan jika agen bis AKAP Pondok Pinang ini ditertibkan atau ditutup. Jika ditutup, akan kemana kita nantinya. Kita juga butuh pekerjaan untuk menghidupi anak dan istri. Jadi sekali lagi saya mewakili supir serta kernet disini memprotes jika benar ini mau ditertibkan apalagi ditutup sebagaimana pernyataan dari anggota DPRD itu.” Ujar Johnson yang sehari-hari membawa bis AKAP jurusan Jawa Tengah.
Hal senada disampaikan para penumpang di agen bis AKAP Pondok Pinang. Mereka umumnya menyayangkan jika lokasi ini ditutup atau ditertibkan.
“Terus terang saya sangat membutuhkan tempat ini karena lokasinya sangat strategis. Jadi kalau tempat ini katanya mau ditutup saya menyayangkan aja. Karena kan kasihan ya mereka yang bekerja disini. Kalau disebut menjalankan protokol kesehatan Covid-19 disini menurut saya dijalankan kok seperti ada tempat pencucian tangan di tiap agen PO, kita wajib pakai masker dan ngga boleh terlalu berdekatan satu sama lain.” Ujar calon penumpang jurusan Pati, Jawa Tengah bernama Ajeng.
Hal senada disampaikan calon penumpang lain yang merasa keberatan jika keberadaan agen bis AKAP Pondok Pinang ditertibkan atau ditutup.
“Kalau tempat ini mau ditutup, terus kita mau naik dimana? Bisa lebih jauh lagi pastinya. Menurut saya ngga usahlah ditutup tempat ini karena sebagai calon penumpang sudah sangat nyaman disini sebab nggak ada calo apalagi orang iseng nggak ada tuh.” Ujar calon penumpang lain bernama Setiono.
Seperti diketahui, anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menyampaikan perihal penertibkan terminal bayangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Salah satunya adalah keberadaan agen bis AKAP Pondok Pinang yang disebutnya sebagai terminal bayangan.
Politisi PDIP ini pun mencontohkan keberadaan terminal bayangan di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Di terminal tersebut, kata dia, puluhan perusahaan otobus tujuan Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Sumatera, bebas beroperasi tanpa pengawasan petugas.
“Jika terminal bayangan ini tidak ditertibkan, saya khawatir saat Lebaran nanti banyak masyarakat yang berangkat dari sana. Hal ini tentu berpotensi menjadi lokasi dan penyebaran Covid-19,” kata dia.