Kenaikan Harga BBM Makin Membebani Pekerja

Kantorberita.net – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dipastikan berimbas ke sektor lainnya. Selain akan adanya kenaikan sejumlah bahan pokok, kenaikan BBM juga semakin membebani para pekerja, utamanya yang berpendapatan minim.

Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) bahkan memprediksi akan ada gelombang PHK pasca kenaikan BBM.

“Kondisi rakyat kecil saat ini sangat sulit. Sebelum harga BBM naik saja, harga-harga kebutuhan bahan pokok telah naik melambung. Kondisi jutaan pekerja yang ter-PHK masih belum mendapatkan kepastian pekerjaan dan upah yang layak,” tutur Dewan Pimpinan Pusat ASPEK Mirah Sumirat, mengutip CNBC Indonesia.

Dia mengatakan kenaikan harga BBM membuktikan pemerintah tidak peduli dengan kondisi riil masyarakat. 

Kenaikan harga BBM akan sangat memukul daya beli rakyat, memicu lonjakan inflasi dan juga akan mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tugas Pemerintah adalah untuk mensejahterakan rakyat, bukan membebani rakyat apalagi mengeluh kepada rakyat!”ujarnya.

Namun Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani meyakini kenaikan harga BBM subsidi tidak akan meningkatkan angka pengangguran di Indonesia.

Pasalnya, perekonomian Indonesia bergerak menuju pemulihan bahkan ke arah normal. Pelonggaran mobilitas juga akan menopang permintaan masyarakat sehingga aktivitas ekonomi dan perusahaan masih berjalan.

Hariyadi menegaskan apa yang terjadi saat ini tidak seburuk masa awal pandemi Covid-19 di mana aktivitas ekonomi terhenti karena pembatasan mobilitas.

“Ngga akan ada PHK. Ini situasinya beda saat pandemi Covid-19. Kalau pandemi itu tidak ada aktivitas ekonomi, Permintaan hilang sehingga perusahaan tidak bisa menjual barang. Hotel tidak ada tamu sehingga perusahaan melakukan PHK,” tutur Hariyadi.

Dia menambahkan selama masih ada permintaan masyarakat maka roda perusahaan bisa berjalan. PHK mungkin terjadi di sejumlah perusahaan tetapi itu lebih karena internal perusahaan bukan karena kenaikan harga BBM. “Sekarang aktivitas ada. Demand masih ada. Ga ada alasan ke sana (PHK),” ujarnya.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *