Menkes Paparkan Penyebab Biaya Kesehatan Tinggi di Indonesia

Kantorberita.co – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan di balik tingginya biaya layanan kesehatan di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa sistem pembiayaan kesehatan nasional saat ini tidak dapat dipertahankan karena belanja kesehatan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi.

Budi mengungkapkan, setiap tahun sistem kesehatan Indonesia harus mengeluarkan Rp614 triliun. Hal ini mengkhawatirkan karena pengeluaran kesehatan selalu meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi.

Ia menyamakan situasi ini dengan seseorang yang setiap tahun menaikkan pengeluaran 10 persen sementara pendapatannya hanya bertumbuh 5 persen.

Menurut Budi, salah satu penyebab tingginya biaya kesehatan adalah kurangnya transparansi dalam sistem pembiayaan medis.

Ia menyebutkan bahwa biaya layanan kesehatan dan obat-obatan di rumah sakit bisa bervariasi sangat besar, bahkan bisa lebih tinggi hingga seratus persen dibandingkan negara lain.

Misalnya, biaya sunat di puskesmas swasta hanya Rp500 ribu, namun di rumah sakit bisa mencapai Rp5 juta.

Selain itu, harga obat di Indonesia juga lebih mahal dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia, yang bisa mencapai 300 persen hingga 400 persen lebih tinggi.

Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan informasi antara pasien dan penyedia layanan medis, seperti dokter dan rumah sakit, di mana pasien sering kali tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mempertanyakan biaya yang dikenakan.

Untuk menurunkan biaya kesehatan, Budi menekankan pentingnya memperkuat sistem asuransi kesehatan.

Saat ini, hanya 32 persen belanja kesehatan yang dibiayai melalui asuransi, padahal idealnya angkanya mencapai 80 persen-90 persen.

Ia menyarankan agar lebih banyak porsi asuransi didominasi oleh pemerintah, bukan swasta, mengingat pengalaman Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa dominasi asuransi swasta menyebabkan tingginya biaya kesehatan.

Budi juga memperingatkan jika tidak ada pengendalian, dalam 10 tahun mendatang, beban anggaran negara akan semakin besar dan bisa berujung pada krisis politik. Ia menekankan bahwa kesehatan harus menjadi prioritas utama untuk menjaga stabilitas negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *