Metal, Mental dan Metallica

Kantorberita.co – Penggemar musik ingar-bingar, cadas dan gaduh atau musik beraliran metal pasti tahu dong dengan band Metallica. Yup betul, tanpa saya jelaskan panjang lebar, kalian (apalagi yang muda di era 80-90), pasti sudah khatam sama band satu ini.

Jadi dalam tulisan ini, saya nggak akan ngebahas lagi soal asal usul, latar belakang atau profil Metallica plus para personilnya.

Sesuai judul maka saya akan lebih membahas bagaimana mental para personil Metallica yang begitu kuat mempertahankan kelangsungan band mereka, di tengah usia yang semakin tua, perkembangan teknologi yang kian canggih, dan makin terpinggirnya musik metal belakangan ini.

Kita akui bersama bahwa Metallica merupakan band metal yang masih bertahan sampai detik ini. Hal itu setidaknya ditandai dengan rencana Metallica mengeluarkan album anyar mereka yang kata sang drummer, Lars Ulrich, paling keras.

“Ini akan menjadi album terbaik yang pernah kami rekam! Bocoran klise lainnya — paling keras, paling keren,” kata Lars Ulrich, sebagaimana dilansir AceShowbiz belum lama ini.

Bisa dibayangkan bagaimana mungkin di usia para personilnya yang sudah kepala enam, mereka masih mau bermusik. Bahkan mereka bertekad akan lebih keras lagi dalam menyuguhkan lagu-lagu mereka.

Ini jelas bagian dari mental mereka yang memang kuat untuk terus bermusik dan menghadirkan karya lagu sepanjang masa.

Walau sudah memutuskan mau mengeluarkan album baru, Metallica sendiri memiliki sejumlah lagu legend yang ada di beberapa kantong album lawas mereka seperti, Nothing Else Matters, Master Of Puppets, Sad But True, For Whom The Bell Tolls, One dan masih banyak lainnya.

Hingga kini, lagu baru Metallica memang belum muncul. Terakhir,
Lars Ulrich, James Hetfield, Kirk Hammett, dan Robert Trujillo menggelontorkan album mereka pada 2016 bertajuk Hardwired… to Self-Destruct.

Ngomongin album terakhir tadi, penampilan Metallica terlihat masih bugar. Mental mereka juga belum tergerus oleh rasa tak percaya diri atau minder karena usia sudah tua.

Saya pun coba menyaksikan aksi Kirk Hammet Cs membawakan lagu di album terakhir mereka lewat Youtube yang diupload pada 2019.

Daebak! Walau kala itu usia mereka sudah tak muda lagi, aksi panggung serta musikalitas mereka masih tetap seperti saat mereka muda. James Hetfield tampak masih kuat berlari kesana kemari di atas panggung, dan Ulrich juga masih tetap dengan gayanya dalam menabuh drum di kala muda.

Sekali lagi ini soal mental Metallica dalam bermusik metal. Mental mereka memang masih kuat hingga detik ini. Kalau tak kuat, Metallica tentu akan mengikuti band metal lain yang sudah bubar.

Jadi kalau ingin memiliki band metal panutan, jelas Metallica jawabannya. Selain bersih dari narkoba, Metallica termasuk band yang jarang bongkar pasang personil.

Band Metal juga kerap diidentikkan dengan sisi kelam dan gelap para personilnya. Selain itu, para personil band metal juga banyak dikabarkan memiliki mental yang lemah dan mudah depresi.

Namun itu tidak untuk Metallica. Dikabarkan banyak media, para personil Metallica justru memiliki kehidupan religi yang sangat baik.

Misalnya James Hetfield. Vokalis Metallica ini diketahui seorang Protestan yang taat. Itu Dia buktikan dengan selalu memanjatkan doa sebelum naik panggung. Seperti saat mereka pentas di Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Vokalis itu berdoa dengan khusyuk.

Kirk Hammet juga begitu, dia memiliki kehidupan religi yang baik. Sebagai pemeluk Buddha yang taat, Kirk dikabarkan punya ketertarikannya pada dunia Arab dan Islam.

Kirk Hammet dikabarkan pernah ikut dalam pertunjukan musik amal untuk Palestina. Dia datang atas nama pribadinya sendiri. Dia juga memakai gitar dengan label ESP edisi Ouija dan berukir bulan sabit serta bintang.

Lagu-lagu Metallica konon banyak didengarkan oleh pemimpin terkenal di Timur Tengah seperti, mantan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad yang acap berulang kali menyetel lagu Nothing Else Matters dalam album Black rilis pada 1991 silam.

Presiden Jokowi disebut-sebut juga fans berat Metallica. Hal itu dibuktikan ketika Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, bassis Metallica, Robert Trujillo (basis) memberikan gitar basnya kepada Jokowi.

Peristiwa pemberian bas milik Trujillo kepada Jokowi beberapa tahun silam itu pun sempat menjadi perhatian dunia internasional.

Dari sekelumit ulasan saya tadi, kiranya nggak salah kalau saya merekomendasikan band asal negeri Paman Sam ini untuk dijadikan band metal panutan. Kenapa? Paling tidak kita bisa melihat dari sisi positifnya. Mereka konsisten! (Alam – 4/9/2021)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *