Kantorberita.co — China dalam prahara. Xi Jinping baru-baru ini menghadiri KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan, di mana dia mengadakan pembicaraan dengan beberapa kepala negara lainnya.
Dia juga bertatap muka dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk pertama kalinya sejak pasukan kedua negara bentrok di perbatasan pada 2020 yang membuat hubungan kedua negara merenggang.
Beberapa pengguna Twitter pada Sabtu (25/9/2022) mem-posting tentang Xi Jinping yang diduga menjadi tahanan rumah. Beberapa dari mereka bahkan mengeklaim bahwa ini adalah kudeta militer dan kendaraan PLA sudah bergerak menuju Ibu Kota China, Beijing, sejak 22 September.
“Kendaraan militer #PLA menuju #Beijing pada 22 September. Mulai dari Kabupaten Huanlai dekat Beijing dan berakhir di Kota Zhangjiakou, Provinsi Hebei, seluruh prosesi sepanjang 80 Km. Sementara itu, rumor mengatakan bahwa #XiJinping ditahan setelah senior #PKC memecatnya sebagai kepala PLA,” tulis Jennifer Zeng, salah seorang pengguna Twitter.
“Video kendaraan militer yang bergerak ke Beijing ini muncul segera setelah 59 persen penerbangan di negara itu dilarang terbang dan pemenjaraan pejabat senior. Ada banyak asap, yang berarti ada api di suatu tempat di dalam PKC. China tidak stabil,” tulis penulis Gordon G Chang di Twitter, seperti dikutip NDTV, Minggu (25/9/2022).
Di Twitter, ada juga laporan yang belum diverifikasi tentang tidak ada penerbangan komersial yang terbang di atas Beijing pada hari Sabtu. Beberapa pakar China mengeklaim bahwa belum ada tanda-tanda kudeta di luar komentar di media sosial. Aadil Brar, seorang pakar di China, mengatakan bahwa Xi Jinping bisa dikarantina setelah kembali dari Uzbekistan, yang akan menjelaskan ketidakhadirannya dari urusan publik.
Spekulasi tentang penahanan rumah terhadap Xi Jinping muncul setelah China menghukum mati dua mantan menteri awal pekan ini. Dua mantan menteri dan empat pejabat lainnya, yang dijatuhi hukuman seumur hidup, dilaporkan merupakan bagian dari “faksi politik”.
Serentetan hukuman profil tinggi adalah bagian dari kampanye anti-korupsi China menjelang pertemuan politik bulan depan di mana Presiden Xi Jinping diperkirakan akan mengamankan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.