Kantorberita.co – Dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan yang merupakan Aremania asal Bululawang, Malang, Jawa Timur diautopsi untuk menindaklanjuti penyelidikan. Korban yang diautopsi masing-masing berinisial NDR (16) dan NDB (13) anak perempuan dari DAY (41).
Sebelum melakukan autopsi, pihak berwenang akan mengangkat kedua jenazah dari makam.
Di lokasi makam, di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, sejumlah spanduk protes terpasang.
“Kenapa kamu tembakkan kepada kami,” salah satu tulisan pada spanduk.
“Hilangnya empati, RIP keadilan, matinya hari nurani,” bunyi tulisan protes yang terpasang di depan pemakaman.
Kuncoro, salah satu Aremania asal Dampit mengatakan, spanduk-spanduk itu dipasang pihaknya sejak semalam.
“Kami sejak semalam jaga disini. Teman-teman dari kabupaten kota sedang perjalanan kesini juga,” ucap Kuncoro.
Ia menyebut, melalui spanduk itu Aremania berharap proses autopsi korban bisa berjalan dengan lancar dan objektif.
“Bisa menjelaskan bahwa kondisi korban meninggal disebabkan oleh apa. Dan semoga semua peristiwa menjdi terang,” katanya.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengaku tak mempermasalahkan adanya sepanduk-sepanduk protes tersebut. Ia bahkan mempersilakan Aremania untuk mengawal jalannya autopsi.
“Aremania silakan hadir untuk mengawal. Mereka pasang [spanduk protes itu] juga enggap apa-apa silakan saja,” pungkas Kholis.