Kantorberita.net – JAKARTA. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut cq Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, beserta Instansi Pemerintah dan seluruh stakeholders di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok menyelenggarakan Launching Sistem Monitoring Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Priok., bertempat di Museum Maritim Indonesia, Jakarta Utara, Jumat (11/12)
Hal ini sebagai bentuk penata kelolaan manajemen pelabuhan yang handal serta dalam rangka menumbuhkembangkan perekonomian melalui sektor perhubungan laut, diperlukan adanya koordinasi yang baik dari seluruh stakeholder.
Launching Sistem Monitoring TKBM di Pelabuhan Tanjung Priok tersebut dibuka Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan, Ir R. Agus Purnomo, dilakukan bersama oleh Kepala Kantor OP Tanjung Priok, Capt. Mugen Sartoto, General Manajer Pelabuhan Tanjung Priok, Guna Mulyana, dan Ketua Koperasi Karya Sejahtera TKBM Pelabuhan Tanjung Priok, Diding, dan diikuti secara virtual atau daring melalui zoom meeting.
Dalam sambutannya, Dirjen Agus Purnomo, menyampaikan bahwa tingkat produktivitas bongkar muat di Pelabuhan erat hubungannya dengan kemampuan sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Dirjen Agus Purnomo juga menyampaikan perlu adanya pengawasan dalam kegiatan bongkar muat dipelabuhan kuhususnya di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 32 dan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2014 pasal 3 : Pelaksanaan Kegiatan Bongkar Muat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan bongkar muat oleh tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan yang memiliki kompetensi yang ditunjukkan dengan bukti sertifikat”, ujar Dirjen Hubla.
“Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan nasional terbesar yang melayani bongkar muat barang, baik domestik maupun internasional, dimana untuk menunjang produktivitas tersebut diperlukan pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat tersebut. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi produktivitas itu sendiri seperti sering terjadinya ketidaksesuaian antara data jumlah penggunaan TKBM secara administrasi dengan realisasi di lapangan serta tidak tersedianya data mengenai TKBM yang sedang bekerja”, terang Agus Purnomo.
Sementara itu, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama (Ka OP) Tanjung Priok, Capt Mugen S Sartoto MSc menjelaskan kegiatan pengawasan bongkar muat di pelabuhan menjadi tanggung jawab Kantor Otoritas Pelabuhan Utama (OP) Tanjung Priok. Ka Op juga menjelaskan tentang tujuan launching sistem monitoring TKBM ini.
“Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok sebagai Penyelenggara Pelabuhan memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam pengawasan Kegiatan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok, sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku”, ujar Capt Mugen.
“Adapun Sistem Monitoring TKBM tersebut bertujuan untuk melakukan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat yang bekerja di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok dengan memanfaatkan teknologi informasi, memuat database TKBM yang tersentralisasi sehingga mampu memonitor keluar masuk TKBM ke lini 1, dan juga memudahkan pengguna jasa dalam hal ini Perusahaan Bongkar Muat untuk mengunakan TKBM. Manfaat dengan adanya Sistem Monitoring TKBM ini mampu meningkatkan kelancaran arus barang, meningkatkan keamanan dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat, meningkatkan performansi validasi tenaga kerja, serta sebagai media pembayaran yang valid terhadap kegiatan yang dilakukan oleh TKBM.”, tutur Ka OP.
“Launching sistem ini sebagai bukti komitmen bersama Instansi Pemerintah untuk mencapai tujuan bersama dalam mewujudkan penyelengaraan dan pelayanan Pemerintah yang baik, dengan prinsip good governance bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang telah bersinergi dalam kegiatan launching sistem monitoring ini”, ujar Capt Mugen.
Selanjutnya General Manajer Pelabuhan Tanjung Priok, Guna Mulyana, menyatakan, dengan diadakan sistem ini sangat mendukung pelaksanaan kegiatan bongkar muat. Diharapkan data dasar bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok semakin akurat. Kerja kerja bongkar muat lebih tercatat, kegiatan lebih baik lagi dan keamanan bongkar muat lebih meningkat.
“Dengan begitu kegiatan bongkar muat semakin cepat, akurat, jelas dan lebih efisien, sehingga meningkatkan produktifitas bongkar muat kedepannya,” tutur Guna Mulyana.
Di tempat yang sama, Ketua DPW APBMI (Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia) Jakarta, Juswandi Kristianto menyambut positip
sistem monitoring TKBM ini.
” Sistem Simon sangat mendukung kerja PBM dalam melayani kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjugn Priok. Untuk itu pada saat sistem ini dibangun, maka anggota PBM yang melakukan kegiatan di pelabuhan Tanjung Priok akan menggunakan sistem ini dan Simon akan menjadikan kegiatan layanan mulai dari pemesanan TKBM sampai kegiatan kerja akan semakin jelas, sehingga kami yakni akan membuat kegiatan bongkar muat menjadi efisien,” jelas Juswandi. Butet