Kantorberita.co Jakarta. Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah yang terdiri dari beberapa lembaga pendidikan.
Di inisiasi dan diprakarsai oleh SMK Alkhairiyah 2 sebagai penyelenggara di Jakarta Utara mengundang Datasemen Anti Teror Densus 88. Guna memberikan penyuluhan dan deradikalisasi bahaya dari terorisme di Indonesia. Acara tersebut dilangsungkan di masjid Jami Al-Mukarromah Koja Jakarta Utara pada Kamis 15 Desember 2022.
Segenap civitas Akademi Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah menyambut antusias acara ini. Hal tersebut diungkapkan oleh ketua Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah Syahrial Nahri yang mengapresiasi penyuluhan dan sosialisasi deradikalisasi terorisme di Indonesia.
“Ini adalah kegiatan dari SMK Al-Khairiyah 2 untuk siswa-siswi Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah tentang pemahaman Radikalisme dan Terorisme yang sebenarnya. Saya berharap kegiatan ini bisa memberikan pemahaman yang seutuhnya tentang kata dan makna dari Radikalisme dan Terorisme. Jangan sampai label Radikalisme dan Terorisme ini hanya melekat pada Ummat Islam,” jelas Syahrial Nahri ketua Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah, sesaat setelah memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Syahrial berharap para narasumber dari Densus 88 Mabes Polri dapat memberikan pencerahan dan pemahaman yang integral terkait devinisi, makna dan hakekat dari kata Radikalisme dan Terorisme. Serta bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangannya sejak dini.
Sebab menurutnya. Paham Radikalisme dan aksi terorisme juga bisa terjadi pada semua kalangan ummat beragama. Tidak hanya agama Islam dan Ummat Muslim saja yang bisa terpapar radikalisme melakukan aksi terorisme.
“Saya berharap kepada Narasumber bisa menjelaskan itu segambang-gamblangnya dan sejelas-jelasnya. Karna Radikalisme dan Terorisme juga bisa terjadi pada semua ummat beragama, bahkan semua suku bangsa. Sebab tidak akan mungkin lahir dan muncul radikalisme dan terorisme jika tidak ada akar penyebab dan permasalahannya,” sambung Syahrial.
Hal senada diungkapkan AKBP Mayndra Eka Wardhana dari Densus 88 Mabes Polri. Dalam paparannya kepada para siswa dan siswi Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah, Mayndra menjelaskan asal-muasal dan sejarah radikalisme dan terorisme dari Perancis. Kemudian paham ini menyebar ke seluruh pelosok penjuru dunia.
Setelah itu maka banyak terjadi Radikalisme dan aksi terorisme di berbagai belahan penjuru dunia. Termasuk salah satunya Indonesia.
“Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Karena terorisme adalah doktrin yang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk membuat orang menjadi radikal kemudian melakukan aksi-aksi. Seperti dalam beberapa tayangan yang bisa kita lihat terjadi diberbagai negara didunia, seperti India, Amerika dan lainnya,” jelas Mayndra dalam paparan materinya.
Mayndra menggaris bawahi Indonesia pada tahun 2040 mendatang akan menjadi negara yang besar dengan bonus demografi dan pertumbuhan penduduk muda. Dimana banyak pihak memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu negara besar dengan kekuatan ekonomi yang besar dimasa depan.
Tentu musuh-musuh Negara dan musuh bangsa yang tidak ingin melihat indonesia maju tumbuh dan berkembang menjadi negara sejahtera dan memiliki kemampuan ekonomi terkuat, akan melakukan berbagai cara untuk menciptakan kekacauan dan mengacaukan stabilitas nasional agar hal tersebut tidak terjadi. Dan pastinya metode dan cara yang akan dilakukan adalah dengan menanamkan radikalisme dan menebar aksi terorisme.
“Kalau kita lihat tanda kuning itu, Negara kita diprediksi akan menjadi Negara yang besar sama seperti Rusia, Amerika, China dan Negara-Negara adidaya lainnya. Jika saat ini Indonesia perekonomiannya bisa stabil dan tumbuh dengan baik, maka dibeberapa tahun kedepan Indonesia akan menjadi salah satu negara besar dan super power. Dan menjadi negara nomor 4 dengan ekonomi terkuat didunia. Dan itu bisa terjadi jika Radikalisme dan Terorisme bisa diredam dan dihilangkan dari Bumi Pertiwi Indonesia ini,” pungkasnya. ***